- Admin
- Posted on
- No Comments
Jayapura, 7 Februari 2024. Promosi Doktor Wim Wanimbo Bidang Kajian Utama Antropologi ” Pola Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Budaya Partisipatif di Kabupaten Mamberamo Tengah”.
Sidang Promosi yang dilaksanakan di Hotel Horison Kotaraja, dipimpin oleh Direktur Program Pascasarjana Universitas Cenderawasih Prof. Dr. Drs. Akbar Silo, MS selaku Pimpinan Sidang dan Penguji. Tim Promotor dan Ko-Promotor yang terdiri dari, Prof. Dr. Pawennari Hijjang, MA., Dr. Marlina Flassy, S. Sos., M. Hum., Dr. Simon Abdi K. Frank, M.Si., Serta Tim Penguji, Dr. Aryadi Arsal, SP., M.Si., Dr. Akhmad, M. Hum., Dr. Untung Muhdiarta, M.Si., Dr. Gerdha K. Numbery, S. Sos., M. Hum., Dr. Yusuf Gabriel Maniagasi, S. Sos., M.Si.
Promovendus dalam presentasinya memyampaikan bahwa kajian ini awalnya muncul dari melihat beragamnya bentuk nilai-nilai luhur budaya partisipatif dan kearifan lokal, dan kurang nampak adanya keterlibatan (partisipasi) masyarakat dari beberapa etnik atau suku yang berbeda-beda tersebut dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah. Kemudian terbatasnya dan masih belum nampak adanya masyarakat penduduk asli menjadi subyek dan pelaku pembangunan dalam bentuk pengembangan masyarakat dan pemberdayaan di daerahnya sendiri. Adanya beberapa faktor penyebab utama bagi sebagian besar masyarakat lokal merasa tidak bermanfaat sehingga sering terjadinya penolakan (resistensi) oleh sebagaian masyarakat terhadap kebijakan dan program pembangunan oleh pemerintah daerah.
Dari kondisi dan fakta emik tersebut, maka termotivasi untuk mengkaji dan manganalisis lalu ingin menawarkan kepada pemerintah daerah dengan suatu model atau pola perencanaan pembangunan daerah yang berbasis budaya partisipatif dan nilai-nilai kearifan lokal di Kabupaten Mamberamo Tengah.
Berdasarkan hasil kajian ini, Promovendus menemukan bahwa: Pertama, nilai-nilai luhur budaya partisipatif merupakan nilai kebersamaan untuk saling membantu atau menolong bagi sesama diwujudkan dalam hidup gotog-rotong dan kearifan lokal yang dimiliki oleh 5 (Lima) suku/etnik. Kedua, pola pembangunan daerah dengan konsep pengembangan masyarakata dan pemberdayaan berbasis nilai budaya partispatif. Ketiga, adapun yang menjadi faktor-faktor penyebab utama bagi masyarakat lokal melakukan resistensi (penolakan) terhadap kebijakan dan program pembangunan oleh pemerintah daerah. Keempat, model perencanaan pembangunan daerah yang berbasiskan kearifan lokal yang diharapkan adalah membangun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan program-program unggulan yang menitikberatkan pada tiga aspek yaitu, pendidikan, kesehatan dan ekonomi kerakyatan.
Dokumentasi: By Humas Uncen